Santai sambil minum teh dan kopi ditemani biskuit kelapa sering kali dilakukan untuk menikmati waktu weekend di rumah. Selain menyenangkan, kegiatan seperti ini dapat membantu menghilangkan penat dan suntuk yang dirasakan setelah lima hari bekerja. Tidak heran, banyak yang suka melakukan kegiatan ini di rumahnya sambil memakan biskuit.
Seperti diketahui, biskuit merupakan jajanan renyah yang dibuat dari tepung terigu dan ditambah campuran bahan lain lalu dipanggang sampai kering. Mengutip dari Wikipedia, biskuit berasal dari bahasa Latin, yakni “bis coctus” yang artinya dimasak dua kali. Di Amerika, biskuit lebih populer dengan nama cookie, kue berukuran kecil yang dipanggang atau kue kering.
Sejarah Biskuit
Menurut catatan sejarah, orang Romawi adalah yang pertama kali membuat biskuit di dunia. Mereka membuatnya dengan cara merebus tepung gandum sampai mengental. Kemudian, adonan dari gandum tersebut dibiarkan mengering dan baru setelahnya dipotong-potong. Sebelum dikonsumsi, potongan kue ini diolesi dengan madu.
Berabad-abad kemudian, pembuatan biskuit pun mengalami perkembangan, di mana biskuit dibuat dengan cara dikeringkan sebanyak dua kali. Proses pengeringan seperti ini membuatnya lebih awet dan teksturnya menjadi lebih keras. Namanya adalah “panis biscotus” karena proses memanggangnya yang sampai dua kali (source: Grid).
Tapi, di abad ke-18, proses memanggang biskuit menjadi empat kali, yang membuat teksturnya jadi sangat-sangat keras dibanding sebelumnya. Walau keras, biskuitnya awet sehingga kerap dijadikan bekal oleh para pelaut dan tentara yang memiliki tugas jauh dari rumah. Biasanya, biskuitnya dimakan dengan air sirup, teh, kopi, susu, air minum, dan lainnya.
Kemudian, akhir abad ke-19, orang-orang Inggris mulai membuat biskuit yang berbentuk hewan-hewan nan lucu. Bahkan, banyak varian rasa biskuit yang dibuat seperti manis, gurih, asin, dan lain sebagainya. Untuk teksturnya juga lebih renyah, aromanya harum, dan semakin kering daripada beberapa abad sebelumnya.
Sementara itu, masuknya biskuit ke Indonesia diperkirakan terjadi sekitar abad ke-20 melalui kedatangan orang-orang Spanyol ke daratan Indonesia. Sejak saat itu hingga kini, perkembangan biskuit bisa dibilang terhitung positif karena Indonesia sendiri sudah punya banyak jenis produk biskuit lokal dengan berbagai bentuk dan varian rasa.
Pabrik Biskuit Pertama
Pesatnya perkembangan biskuit membuat Joseph Huntley memutuskan mendirikan pabrik biskuit pertama, yang diberi nama Huntley & Palmers. Perusahaan yang didirikan pada tahun 1822 ini mulanya berbasis di Reading, Berkshire, Inggris. Tahun 1841 George Palmer bergabung dengan pabrik ini.
Setiap tahunnya, produksi biskuit Huntley & Palmers ini terus meningkat bahkan tahun 1874 produksinya mencapai puluhan ribu ton. Produknya dijual dalam bentuk kalengan dan tahun 1900 dijual di 172 negara. Kemudian, tahun 2006 perusahaannya kembali didirikan di Sudbury, Suffolk.
Wah, panjang juga ya ternyata sejarah dari biskuit yang sekarang sangat disukai oleh semua kalangan. Gimana, kamu sudah tahu sejarahnya?