source : Alodokter

Obesitas sering kali dikaitkan dengan pola makan berlebihan dan gaya hidup kurang aktif. Tapi ternyata, penyebab obesitas tidak selalu sesederhana itu. Dalam banyak kasus, kesehatan mental seperti depresi bisa menjadi faktor tersembunyi yang mendorong kenaikan berat badan—bahkan tanpa disadari oleh penderitanya. Mari gali lebih dalam soal hubungan antara obesitas dan depresi.

Hubungan Kesehatan Mental dengan Kesehatan Fisik

Kesehatan mental dan fisik sebenarnya saling memengaruhi satu sama lain. Ketika seseorang mengalami tekanan mental, tubuh mereka bisa bereaksi secara fisik. Misalnya:

  • Stres kronis bisa meningkatkan hormon kortisol, yang berpengaruh pada nafsu makan dan penyimpanan lemak.
  • Kurang tidur akibat kecemasan atau depresi bisa mengganggu metabolisme tubuh.
  • Perasaan cemas atau sedih sering kali membuat seseorang mencari pelarian dalam bentuk makanan tinggi gula dan lemak (comfort food).

Bagaimana Depresi Bisa Memengaruhi Obesitas?

Depresi adalah gangguan mental yang bisa mengubah cara otak mengatur emosi, perilaku, bahkan fungsi tubuh. Berikut beberapa cara bagaimana depresi dapat meningkatkan risiko obesitas:

  1. Perubahan Pola Makan

Orang yang depresi sering mengalami emotional eating, yaitu makan bukan karena lapar, tapi karena butuh kenyamanan. Mereka cenderung memilih makanan tinggi kalori dan lemak karena memberi efek tenang sesaat.

  1. Penurunan Energi dan Aktivitas Fisik

Depresi sering membuat seseorang kehilangan motivasi, termasuk untuk berolahraga atau sekadar bergerak. Aktivitas fisik yang menurun berarti kalori yang terbakar pun sedikit, sementara asupan makanan tetap atau bahkan meningkat.

  1. Gangguan Tidur

Tidur yang terganggu, entah itu insomnia atau justru tidur terlalu lama, sangat umum dialami oleh orang dengan depresi. Kurang tidur bisa menyebabkan hormon lapar (ghrelin) meningkat dan hormon kenyang (leptin) menurun, sehingga nafsu makan tidak terkendali.

  1. Efek Samping Obat Antidepresan

Beberapa jenis antidepresan, terutama SSRI atau antipsikotik atipikal, dapat menyebabkan kenaikan berat badan sebagai efek samping. Ini membuat pasien yang sedang menjalani pengobatan harus lebih ekstra memperhatikan asupan makan dan aktivitas fisik.

Obesitas bukan hanya soal makan terlalu banyak. Dalam banyak kasus, depresi berperan besar dalam membentuk pola hidup yang tidak sehat. Di sisi lain, obesitas juga bisa memicu perasaan rendah diri dan stres emosional yang memperburuk depresi. 

Nah, itulah dia penjelasan tentang hubungan obesitas dan depresi, yang ternyata cukup erat. Bila Anda sedang dalam proses pemulihan dari obesitas, cedera, atau kondisi fisik tertentu, terapi fisik juga bisa membantu memulihkan fungsi tubuh secara menyeluruh. Temukan layanan fisioterapi Bintaro yang siap mendampingi perjalanan Anda menuju tubuh yang lebih sehat dan seimbang.